Kabayan Jadi Bupati
Di sebuah Dusun jauh dari kehidupan kota, letaknya ditepian laut luas. Saat ini alam demokrasi bukan hanya berkembang di Negara-Negara maju, tetapi di Desa tak luput dari trending topic sebuah demokrasi. Jadi perkembangan demokrasi di Indonesia memang sangat luar biasa dan tentunya menjadi pusat perhatian, Kehidupan Demokrasi di Desa tepian pantai ini sekarang berkembang pesat, kemajuan wisatanya, tak heran puluhan ribu pengunjung setiap libur memadati pantai di Kabupaten ini.
Syah Dan, Seiring kemajuan Negri ini penduduknya antusias menjadi pemimpin untuk memajukan negri yang padat penduduknya. Pergantian Bupati sudah mulai menjadi buah bibir di desa-desa, juga setiap kerumunan penduduk pasti membicarakan soal pemilihan Bupati yang saat ini sudah menjadi gosip.
Pemilihan Bupati sudah diujung waktu, calon-calon sudah mempersiapkan diri dengan berbagai kemampuannya masing-masing. Ada calon yang berasal dari kalangan Militer, ada calon yang berasal dari kalangan Akademisi, ada pula calon Bupati dari kalangan Pedagang, dan lain-lain, tak ketinggalan pula Seorang Calon Bupati dari Kalangan Pandir, Si Kabayan namanya.
Si Kabayan ini sudah sesumbar bakal memberi makan kepada Fakir Miskin selama 1 tahun penuh, tentunya juga dengan persyaratan bahwa penduduk miskin yang bakal diberi makan selama 1 tahun penuh adalah apa bila si Kabayan benar-benar menang dari pencalonan sebagai Bupati di Kabupaten Angin Pantai ini mereka harus ber KB, dan sepasang anaknya berjodo, laki-laki dan perempuan. Lantaran ini nantinya si Kabayan memberi makan dengan pasangan genap apabila Bupati Kabayan benar-benar Jumeneng.
Si Kabayan berkampanye tidak mengenal waktu, siang, malam, juga sore, saat-saat para nelayan berkumpul ditepian sambil membereskan jaring bekal perahu menangkap ikan. terkadang di tengah kerumunan perempuan pengadu nasib dari pemulungan bangkai ikan-ikan yang tak diambil awak perahu. Sebab Awak perahu sudah tidak mempedulikan lagi bangkai ikan-ikan yang mati terluka karena awak kapal ini telah menjual keseluruhan ikan kepada rentenir sejak Perahu belum mendarat ke pantai. Awak perahu ini tinggal mendaratkan tambat ke pantai tanpa menghiraukan lagi hasil tangkapannya.
Sementara para bijak panitia Balon Bupati Daerah Pantai Angin sedang merumuskan penjaringan nama-nama calon pemimpin Negri Pantai Angin, S Kabayan juga tidak kalah hebohnya dengan para calon Bupati yang akan Maju dalam Pil Bup Negri Pantai Angin. Konon baik para Bijak Panitia Bakal Calon, maupun para Calon Bupati sama-sama sibuk mempersiapkan Pelaksanaan pemilihan Calon Bupati ini agar se Demokratis mungkin, agar Balon Bupati benar-benar disukai Rakyat. Oleh karena itu pola seleksipun harus benar-benar dengan cara yang mengakar pada kearifan local.
Bijak (1) Melontarkan topic persyaratan yang harus dipenuhi oleh para calon Bupati supaya disenangi dan disegani rakyat.
Bijak (2) Melontarkan kapan dan bagaimana, pelaksanaan Balon sampai seleksi Administratip dan nanti Calon benar-benar menjadi pilihan Rakyat Kabupaten Pantai Angin yang dicinta Rakyatnya.
Bijak (3) menentukan kapan dan dimana Musyawarah para bijak ini.
Tentu para bijak lainnya sibuk berdiskusi menyatukan persamaan presepsi dalam pelaksanaan Pemilu Bupati Pantai Angin ini.
Calon Bupati dari kalangan tentara, berkampanye dengan visi dan misinya Keamanan untuk semua warga, Kampung Pandir sebenarnya enggan memilih Bupati dari tentara, kata mereka takut kalau-kalau nantinya semua penduduk harus menjadi Tentara Keamanan Rakyat, alias Hansip yang terus menerus kamling, tetapi nggak pernah diangkat menjadi tentara. Katanya mereka, penduduk Pantai angina juga masih takut disuntik Dokter, Belakangan penduduk berbondong-bondong ke Puskesmas karena mereka penasaran kenapa ada Dokter perempuan dan Cantik mau berdinas di Puskesmas Kabupaten Pantai Angin.
Calon Bupati yang 1 ini, namanya Si Kabayan, Ia rajin meneliti keinginan warganya, dan tentunya Si Kabayan juga terus berusaha mengetahui pencalonannya sebagai Bakal Bupati Pantai Angin, apakah diterima dan masuk bursa calon yang diseleksi oleh panitia Pencalonan ini. Semua Balon Bupati Pantai Angin juga ragu-ragu apakah nantinya bisa masuk bursa sehingga masuk pencalonan sebagai Calon Bupati untuk Pemilu negri pantai angina.
Semua kandidat Balon semakin dekat waktu Pemilihan dan mereka semakin cemas, cemas pertama takut tidak terpilih dari seleksi kandidat balon Bupati, dan yang kedua, cemas karena takut tidak terpilih oleh masyarakat, sehingga nantinya malu karena warga Kabupaten Pantai Angin mengejek dan membullinya sebagai Calon Bupati gagal.
Setelah kampanye mengumpulkan warga, Si Kabayan memanggil Awak perahu, dan ia sewa semalam suntuk untuk berpesiar ke tengah laut, saking cemasnya si Kabayan, takut-takut tidak bisa ikut Pemilu Bupati Pantai Angin.
Si Kabayan sedang menikmati gelapnya malam di tengah lautan dengan menaiki Perahu Nelayan, mendekatlah Kapal Kecil yang ditumpangi para bijak yang bersidang mengenai proses seleksi Balon Bupati Pantai Angin.
Bijak Pimpinan Sidang mengetuk palu satu tanda skor waktu sidang dicabut' Tok....!Tok.....! Tok,... 3 kali meja dipukul sang pimpinan sidang tanda sidang akan dimulai kembali.
Pimpinan Sidang:"..... Saudara-saudara sekalian, Skor saya nyatakan dicabut, dan sidang dimulai dengan agenda pembacaan syarat Bakal Calon Bupati untuk maju babak pemungutan suara Pemilu".
Peserta sidang senyap untuk mendengar keputusan. di Lautpun senyap karena angin laut sudah mulai menghembus keras.
Bijak2...:" Silakan Pimpinan Sidang bacakan saja, keputusannya. Apa saja syarat Bakol Calon Bupati Pantai Angin supaya bisa menjadi kandidat ".
Pimpinan Sidang :" Baik Bijak 2, Yang menjadi syarat sebagai Balon Bupati Pantai Angin adalah mengetahui kayu ini yang mana bonggol (bawah) dan yang mana pucuknya"
Para Bijak semua berbicara dan berbisik diantara para bijak lainnya, berkaitan kalimat pertanyaan yang harus dijawab Para Kandidat, Bijak satu dan lainnya membicarakan betapa sulitnya menebak mana bonggol, dan mana pucuknya, Kayu ini sudah kering dan dihaluskan begitu bagusnya, Kayu ini sudah berubah warna dari aslinya,........warnanya sudah demikan berubah arena ahli kayu telah memodifikasi dan memoles sedemikian rupa, sehingga tak seorangpun bisa memahami secara kasat mata.
Bija 2 :" Tuan Bijak bagaiman mungkin para kandidat bisa melihat karena kayu sudah dicat dan berubah warna". demikian pertanyaan bijak peserta sidang lainnya.
Pimpinan Sidang:" Justru demikian itu pertanyaannya apakah kandidat akan mampu menjawab pertanyaan ini? bagaimana mungkin kandidat dapat menjadi pemimpin Negri Kabupaten Pantai Angin, kalau menjawab pertanyaan ini saja Kandidat Bupati tidak bisa menjawab"?
Perahu nelayan yang ditumpangi Si Kabayan semakin menempel dan mendekat di buritan Kapal Kecil Pesiar yang disewa khusus para Bijak untuk bersidang di laut lepas.
Bijak 3 :" Pimpinan Sidang, lantas bagaimana kalau tidak satu kandidatpun mampu menjawab pertanyaan ini, nanti tidak ada balon yang dipilih rakyat dalam Pemilu nanti:"
Bijak Pimpinan Sidang:" Jangan khawatir Bijak 3, Pertanyaan ini sekedar menguji Balon, apakah balon benar-benar menguasai kehidupan dan harapan Warga Pantai Angin ini"?
Bijak Pimpinan Sidang :" Baik Para bijak, kita buka saja untuk para bijak rahasia ini, bagaimana para Kandidat dapat terpilih, dan bagaimana cara menjawab pertanyaan ini, kita bahas dan semoga para bijak mengerti maksud dilaksanakannya sidang ini".
Para bijak yang bersidang bersaut-sautan mengatakan :" Setujuuu"!....." Setuju"..... Setuju"....
Bijak pimpian Sidang :" Baik,.... Pertama, Negri ini Negri Pantai Angin, yang penduduknya 100 % berpenghasilan dari menangkap ikan dilaut, dan mereka sehari-hari tidak ada yang pergi keluar Wilayah Kota di Luar Pantai Angin, Mereka hidup dan mati di Kapubaten Pantai Angin.
Oleh karena itu, maka kepala Adat Negri Kabupaten Pantai Angin harus benar-benar mengerti kearifan local di Kabupaten pantai Angin ini, sehingga materi ujian bagi kandidat harus mengandung kearifan local yang kental dengan daerah Pantai Angin ini.
" Ya.... betul sekali,.... betul Pimpinan Sidang", seru peserta sidang
" Siapa punya usulan topic pertanyaan bagi kadidat Bupati Pantai Angin"? tanga pimpinan sidang.
Sekali lagi para peserta sidang tak berbicara, nampaknya soal pertanyaan untuk menguji Balon Bupati cukup diserahkan kepada pimpinan komisi sidang dan pimpinan tinggal menyimpulkan dalam sidang yang bersifat pleno ini.
:" Baik rupanya kita simpulkan saja untuk mempersingkat waktu" ujar Pimpinan Sidang.
:" Setuju sekali pimpinan sidang"... ujar salah seporang peserta sidang.
:" Sesi terakhir ini penyampaian resumi pertanyaan": Ujar Pimpinan Sidang.
:" Baik dilanjut saja, pimpinan sidang". Ujar sekretaris sidang yang juga duduk di depan.
:" Siapa punya usul untuk membacakan "... kata pimpinan.
:" Pimpinan sidang ...." Ucapnya serentak, suara peserta sidang riuh.
Tok......."!, pimpinan sidang memukul palu dengan palu ditangannya,.
:" Kami umumkan, bahwa materi pertanyaan adalah, barang siapa bisa menjawab pertanyaan, yang mana ujung (bonggol) kayu dan pucuk kayu ini, maka balon Bupati dinyatakan lulus......."
Wrengweeeeng.....wreng.....wreng........ suara peserta sidang itu berbicara tidak jelas diantara mereka .
:" Baik,..... Siapa bisa menjelaskan...."? pimpinan sidang meminta jawaban dari peserta.
:" Tidak,,,,, tidak....tidak bisa ,..... tidak tahu jawabannya pimpinan Sidang:" jawabnya serentak.
Suara ruang sidang di dalam kapal pesiar Kabupaten Pantai Angin itu senyap.......dan mereka menarik nafas,karena menunggu jawaban yang akan dilontarkan Pimpinan Sidang. tak terkecuali Si Kabayan yang sedang menanti jawaban. Sungguh Aneh kata Si Kabayan mengapa Kebetulan dia sedang mencari Inspirasi ketika menyewa perahu nelayan, terdampar dan terpepet oleh kapal pesiar yang di dalamnya ada ruang sidang, dimana ruang sidang saat ini sedang dipakai oleh Para Bijak bersidang mengenai Pemilu Kabupaten Pantai Angin.
Gejebuuuuur,....si Kabayan terjatuh,dan menggapai tambang yang menggelayut, sambil menunggu awak kapal nelayan melemparkan tambang untuk menolongnya, si Kabayan telah meneguk air laut karena si Kabayan terhempas badannya diterjang gelombang, dan tak disengaja air laut itu terminum.
" Caranya ambil seutas tali, dan ikatkan di antara pinggang ditengah-tengah badan,......"
Si Kabayan terkejut ketika mendengar suara pimpinan sidang mengatakan " Caranya diikatkan pada pinggang......"
" Hay awak perahu "...... ambilkan seutas tali, biar kuikat pinggangku agar kau dapat menolongku ".... Ucap Si Kabayan. dan Awak Nelayan kemudian melempar seutas tali, dan si Kabayan menangkapnya, kemudian diikatkanlah pada pinggang si Kabayan.
:" Ayo tarik aku, ke atas perahumu:"....... ucap si Kabayan. Kemudian awak perahu menolong si Kabayan kembali naik perahu yang terhempas di antara gelombang.
:" Nah..... begini caranya, ketika Sebatang kayu yang sudah halus, dicat, dan berubah warna ini, tak ada seorang pun yang mengenali yang mana yang bonggol, dan yang mana yang pucuk"
Pimpinan sidang mendeskripsikan caranya, kemudian.....pimpinan sidang itu melanjutkan kata-katanya
:" Untuk mengetahui mana yang bonggol dan mana yang pucuk, maka setelah kayu diikat di tengah-tengah atau pinggangnya, maka ketika di lepas menggantung, maka yang bonggolnya akan menggantung ke bawah, dan pucuknya di atas,.........apakah para peserta sidang mengerti ...."?
:' Pertanyaan ke 2, adalah, berapa biji semangka ini:"? Tanya pimpinan sidang.
:"Serempak peserta sidang mengatakan "Kami tidak tahu:"?
:" Jawabannya adalah sama dengan ketika menanam" kata pimpinan sidang.
:" Ooooo, ..........." demikian seluruh peserta sidang menggumam serempak.
:"Mengerti.... mengerti,..... mengerti.... ". Semua peserta sidang itu menggumam.
Sementara dari seberang sana di perahu nelayan kecil, Si Kabayan sadar sambil melonjak-lonjak.
:" Sekarang aku mengerti,.... ya ... sekarang aku mengerti,. ... tentu sekarang aku mengerti."
:" mengerti tentang apa Si Kabayan "? Tanya awak nelayan.
:" Aku sekarang mengerti, bagaimana menghadapi soal ujian untuk seleksi Calon Bupati"
:"Apakah kau sekarang sudah calon Bupati, Si Kabayan "?
:" Sesungguhnya aku belum menjadi calon awak nelayan, tapi esok aku akan diuji dengan pertanyaan para bijak " . kata si Kabayan.
:" Jika kau lulus uji dan seleksi calon Bupati, kau menjadi kandidat kah si Kabayan :"?
:" Betul wahai awak nelayan"
:" Kalau begitu kau laksanakan segera saja mengikuti ujian seleksi, karena kau sudah berkampanye besar-besaran bersama penduduk warga, wahai si Kabayan". Demikian awak nelayan memberi semangat.
Esok kemudian, ketika berjalan ujian seleksi Calon Bupati, giliran si Kabayan maju untuk di sidang oleh Para Bijak di ruang yang hening.
:" Wahai Kabayan, kau sudah siap diuji oleh kami para Bijak""?
:" Tentu,.... pimpinan sidang:" jawab si Kabayan.
:" Kau tidak gentar dengan rivalmu bahwa mereka itu orang-orang cerdik pandai:"?
:" Saya tidak takut, Pimpinan sidang,". jawab si Kabayan tenang.
:" Apakah Kamu sudah mendeklarasikan dirimu sebagai bakal Calon Bupati di Negri ini:"?
:" Saya sudah mendatangi penduduk,melihat apa yang mereka inginkan, pimpinan sidang".
:" Jadi kamu, siap menjadi Bupati, negri Pantai Angin, wahai Kabayan". Tanya penguji.
:" Saya siap:............" si Kabayan menjawab pertanyaan sidang.
:" Kalau begitu, coba jawablah pertanyaan di hadapan sidang yang mulia ini Kabayan".
:" Baik Pimpinan sidang............."! kata si Kabayan dengan tenang.
Pimpinan sidang kembali megajukan pertanyaan, dan gencar sekali.
:". Kamu mendapat dukungan dari siapa saja mencalonkan Bupati ini si Kabayan"?
: " di Dukung sama Si Abah,..... si Ambu, dan si Iteung, Pimpinan sidang" jawabnya polos.
:" Kamu punya modal apa, mencalonkan sebagai Bupati di Negri Pantai Angin"?
:" Ah,..... cuma punya kerbau,.... itu juga cuma satu pimpinan sidang".
:" Kenapa berani mencalonkan sebagai Bupati,"?
:" Iya saya harus jadi bupati kata si Abah"? jawab si Kabayan sangat tenang.
:"Pertanyaan berikut, Kabayan,.......Berapa jumlah biji semangka ini ka Kabayan"?.
:" Jawab terakhir, yang ini mana pucuknya, dan mana bonggolnya."? kata penguji dalam siding itu.
:" Saya perlu tali, pimpinan sidang".... jawab si Kabayan.
:"Untuk apa kabayan....."? Tanya peserta sidang penguji.
:"Ngasih contoh, menyelamatkan saya, pimpinan".
:" Baik, coba ceritakan, bagaimana caranya, Kabayan, Kamu tidak boleh menyentuh kayu ini". kata penguji.
:" Begini pimpinan sidang, saya pinjam talinya". jawab si Kabayan.
Si Kabayan mencoba menerangkan mengenai pengalamannya waktu terhempas di perahu nelayan itu di malam hari.
:" Nah,.... pimpian sidang, pertama saya minta tambang jika terjatuh ke laut apabila sedang berlayar menangkap ikan, kemudian saya ikat pada pinggang saya, setelah itu saya minta diangkat dari air laut, dan saya sudah meminum air laut dengan tidak disengaja."
:"Lanjutkan Kabayan......". perintah pimpinan sidang penguji.
:" Iya,... ketika ditarik, saya tergantung tambang, sambil ditarik oleh nelayan, dan Kaki saya berada di bawah,dan kepala di atas,..... sampai saya selamat di atas kapal nelayan itu, dan terus selanjutnya, Ibarat kayu itu yang dipengang pimpinan Sidang, berarti, kalo kayu itu diikat, maka yang di bawah seperti halnya kaki saya, di situ bonggolnya, dan yang di atas seperti kepala saya, di situ pucuknya.....:'"
Semua peserta sidang penguji calon Bupati Pantai Angin manggut-manggut dan berdecak kagum, maka ....
:"Pertanyaan berikut , Berapa jumlah biji semangka ini Kabayan, apakah akan kau belah untuk menghitungnya"?..... Tanya seorang penguji.
:" tidak para bijak, saya tidak akan membelahnya, tapi saya bisa menghitung biji semangka itu yang jumlahnya hanya tiga, Tuan-tuan penguji". jawab si Kabayan tenang.
:" Dari mana kamu tahu, Kabayan "?
:" Dari Petani, Tuan Penguji".
:" Apakah Kamu belah, dan dihitung satu persatu biji semangka ini:"?
:" tidak tuan penguji:"
:" Bagaimana caranya, coba jelaskan kepada kami, Kabayan :"!
:" Petani itu waktu menanam hanya dengan tiga butir bijinya, tuan penguji, dan dan terus dipertahankan dari tiga biji itu tuan-tuan penguji, yang tumbuh semuanya 3 batang, dari tiga biji itulah kemudian tumbuh dan berbuah, tumbuh dan dipelihara, menghasilkan buah semangka yang sebesar itu, tuan penguji.
:" Wahay Si Kabayan, Jawabanmu sangat cemerlang, mengagumkan,... tentu kamu Lulus sebagai Calon Bupati Pantai Angin, dan mulai besok kamu berkampanye, untuk Bupati Pantai Angin.
Maka demikianlah setelah si Kabayan lulus seleksi sebagai Balon Bupati, esoknya si Kabayan berkampanye dengan suka ria penduduk warga Pantai Angin,dan akhirnya, Si Kabayan menjadi pemenang telak pada Pemilu Kada di Negri Pantai Angin.
Kini Si Kabayan memimpin Negri Pantai Angin sebagai Bupatinya. Rakyatpun suka ria dipimpin oleh si Kabayan, yang Pandir, tetapi cerdik dan pandai.
Sekian dulu pemirsa.
" Siapa punya usulan topic pertanyaan bagi kadidat Bupati Pantai Angin"? tanga pimpinan sidang.
Sekali lagi para peserta sidang tak berbicara, nampaknya soal pertanyaan untuk menguji Balon Bupati cukup diserahkan kepada pimpinan komisi sidang dan pimpinan tinggal menyimpulkan dalam sidang yang bersifat pleno ini.
:" Baik rupanya kita simpulkan saja untuk mempersingkat waktu" ujar Pimpinan Sidang.
:" Setuju sekali pimpinan sidang"... ujar salah seporang peserta sidang.
:" Sesi terakhir ini penyampaian resumi pertanyaan": Ujar Pimpinan Sidang.
:" Baik dilanjut saja, pimpinan sidang". Ujar sekretaris sidang yang juga duduk di depan.
:" Siapa punya usul untuk membacakan "... kata pimpinan.
:" Pimpinan sidang ...." Ucapnya serentak, suara peserta sidang riuh.
Tok......."!, pimpinan sidang memukul palu dengan palu ditangannya,.
:" Kami umumkan, bahwa materi pertanyaan adalah, barang siapa bisa menjawab pertanyaan, yang mana ujung (bonggol) kayu dan pucuk kayu ini, maka balon Bupati dinyatakan lulus......."
Wrengweeeeng.....wreng.....wreng........ suara peserta sidang itu berbicara tidak jelas diantara mereka .
:" Baik,..... Siapa bisa menjelaskan...."? pimpinan sidang meminta jawaban dari peserta.
:" Tidak,,,,, tidak....tidak bisa ,..... tidak tahu jawabannya pimpinan Sidang:" jawabnya serentak.
Suara ruang sidang di dalam kapal pesiar Kabupaten Pantai Angin itu senyap.......dan mereka menarik nafas,karena menunggu jawaban yang akan dilontarkan Pimpinan Sidang. tak terkecuali Si Kabayan yang sedang menanti jawaban. Sungguh Aneh kata Si Kabayan mengapa Kebetulan dia sedang mencari Inspirasi ketika menyewa perahu nelayan, terdampar dan terpepet oleh kapal pesiar yang di dalamnya ada ruang sidang, dimana ruang sidang saat ini sedang dipakai oleh Para Bijak bersidang mengenai Pemilu Kabupaten Pantai Angin.
Gejebuuuuur,....si Kabayan terjatuh,dan menggapai tambang yang menggelayut, sambil menunggu awak kapal nelayan melemparkan tambang untuk menolongnya, si Kabayan telah meneguk air laut karena si Kabayan terhempas badannya diterjang gelombang, dan tak disengaja air laut itu terminum.
" Caranya ambil seutas tali, dan ikatkan di antara pinggang ditengah-tengah badan,......"
Si Kabayan terkejut ketika mendengar suara pimpinan sidang mengatakan " Caranya diikatkan pada pinggang......"
" Hay awak perahu "...... ambilkan seutas tali, biar kuikat pinggangku agar kau dapat menolongku ".... Ucap Si Kabayan. dan Awak Nelayan kemudian melempar seutas tali, dan si Kabayan menangkapnya, kemudian diikatkanlah pada pinggang si Kabayan.
:" Ayo tarik aku, ke atas perahumu:"....... ucap si Kabayan. Kemudian awak perahu menolong si Kabayan kembali naik perahu yang terhempas di antara gelombang.
:" Nah..... begini caranya, ketika Sebatang kayu yang sudah halus, dicat, dan berubah warna ini, tak ada seorang pun yang mengenali yang mana yang bonggol, dan yang mana yang pucuk"
Pimpinan sidang mendeskripsikan caranya, kemudian.....pimpinan sidang itu melanjutkan kata-katanya
:" Untuk mengetahui mana yang bonggol dan mana yang pucuk, maka setelah kayu diikat di tengah-tengah atau pinggangnya, maka ketika di lepas menggantung, maka yang bonggolnya akan menggantung ke bawah, dan pucuknya di atas,.........apakah para peserta sidang mengerti ...."?
:' Pertanyaan ke 2, adalah, berapa biji semangka ini:"? Tanya pimpinan sidang.
:"Serempak peserta sidang mengatakan "Kami tidak tahu:"?
:" Jawabannya adalah sama dengan ketika menanam" kata pimpinan sidang.
:" Ooooo, ..........." demikian seluruh peserta sidang menggumam serempak.
:"Mengerti.... mengerti,..... mengerti.... ". Semua peserta sidang itu menggumam.
Sementara dari seberang sana di perahu nelayan kecil, Si Kabayan sadar sambil melonjak-lonjak.
:" Sekarang aku mengerti,.... ya ... sekarang aku mengerti,. ... tentu sekarang aku mengerti."
:" mengerti tentang apa Si Kabayan "? Tanya awak nelayan.
:" Aku sekarang mengerti, bagaimana menghadapi soal ujian untuk seleksi Calon Bupati"
:"Apakah kau sekarang sudah calon Bupati, Si Kabayan "?
:" Sesungguhnya aku belum menjadi calon awak nelayan, tapi esok aku akan diuji dengan pertanyaan para bijak " . kata si Kabayan.
:" Jika kau lulus uji dan seleksi calon Bupati, kau menjadi kandidat kah si Kabayan :"?
:" Betul wahai awak nelayan"
:" Kalau begitu kau laksanakan segera saja mengikuti ujian seleksi, karena kau sudah berkampanye besar-besaran bersama penduduk warga, wahai si Kabayan". Demikian awak nelayan memberi semangat.
Esok kemudian, ketika berjalan ujian seleksi Calon Bupati, giliran si Kabayan maju untuk di sidang oleh Para Bijak di ruang yang hening.
:" Wahai Kabayan, kau sudah siap diuji oleh kami para Bijak""?
:" Tentu,.... pimpinan sidang:" jawab si Kabayan.
:" Kau tidak gentar dengan rivalmu bahwa mereka itu orang-orang cerdik pandai:"?
:" Saya tidak takut, Pimpinan sidang,". jawab si Kabayan tenang.
:" Apakah Kamu sudah mendeklarasikan dirimu sebagai bakal Calon Bupati di Negri ini:"?
:" Saya sudah mendatangi penduduk,melihat apa yang mereka inginkan, pimpinan sidang".
:" Jadi kamu, siap menjadi Bupati, negri Pantai Angin, wahai Kabayan". Tanya penguji.
:" Saya siap:............" si Kabayan menjawab pertanyaan sidang.
:" Kalau begitu, coba jawablah pertanyaan di hadapan sidang yang mulia ini Kabayan".
:" Baik Pimpinan sidang............."! kata si Kabayan dengan tenang.
Pimpinan sidang kembali megajukan pertanyaan, dan gencar sekali.
:". Kamu mendapat dukungan dari siapa saja mencalonkan Bupati ini si Kabayan"?
: " di Dukung sama Si Abah,..... si Ambu, dan si Iteung, Pimpinan sidang" jawabnya polos.
:" Kamu punya modal apa, mencalonkan sebagai Bupati di Negri Pantai Angin"?
:" Ah,..... cuma punya kerbau,.... itu juga cuma satu pimpinan sidang".
:" Kenapa berani mencalonkan sebagai Bupati,"?
:" Iya saya harus jadi bupati kata si Abah"? jawab si Kabayan sangat tenang.
:"Pertanyaan berikut, Kabayan,.......Berapa jumlah biji semangka ini ka Kabayan"?.
:" Jawab terakhir, yang ini mana pucuknya, dan mana bonggolnya."? kata penguji dalam siding itu.
:" Saya perlu tali, pimpinan sidang".... jawab si Kabayan.
:"Untuk apa kabayan....."? Tanya peserta sidang penguji.
:"Ngasih contoh, menyelamatkan saya, pimpinan".
:" Baik, coba ceritakan, bagaimana caranya, Kabayan, Kamu tidak boleh menyentuh kayu ini". kata penguji.
:" Begini pimpinan sidang, saya pinjam talinya". jawab si Kabayan.
Si Kabayan mencoba menerangkan mengenai pengalamannya waktu terhempas di perahu nelayan itu di malam hari.
:" Nah,.... pimpian sidang, pertama saya minta tambang jika terjatuh ke laut apabila sedang berlayar menangkap ikan, kemudian saya ikat pada pinggang saya, setelah itu saya minta diangkat dari air laut, dan saya sudah meminum air laut dengan tidak disengaja."
:"Lanjutkan Kabayan......". perintah pimpinan sidang penguji.
:" Iya,... ketika ditarik, saya tergantung tambang, sambil ditarik oleh nelayan, dan Kaki saya berada di bawah,dan kepala di atas,..... sampai saya selamat di atas kapal nelayan itu, dan terus selanjutnya, Ibarat kayu itu yang dipengang pimpinan Sidang, berarti, kalo kayu itu diikat, maka yang di bawah seperti halnya kaki saya, di situ bonggolnya, dan yang di atas seperti kepala saya, di situ pucuknya.....:'"
Semua peserta sidang penguji calon Bupati Pantai Angin manggut-manggut dan berdecak kagum, maka ....
:"Pertanyaan berikut , Berapa jumlah biji semangka ini Kabayan, apakah akan kau belah untuk menghitungnya"?..... Tanya seorang penguji.
:" tidak para bijak, saya tidak akan membelahnya, tapi saya bisa menghitung biji semangka itu yang jumlahnya hanya tiga, Tuan-tuan penguji". jawab si Kabayan tenang.
:" Dari mana kamu tahu, Kabayan "?
:" Dari Petani, Tuan Penguji".
:" Apakah Kamu belah, dan dihitung satu persatu biji semangka ini:"?
:" tidak tuan penguji:"
:" Bagaimana caranya, coba jelaskan kepada kami, Kabayan :"!
:" Petani itu waktu menanam hanya dengan tiga butir bijinya, tuan penguji, dan dan terus dipertahankan dari tiga biji itu tuan-tuan penguji, yang tumbuh semuanya 3 batang, dari tiga biji itulah kemudian tumbuh dan berbuah, tumbuh dan dipelihara, menghasilkan buah semangka yang sebesar itu, tuan penguji.
:" Wahay Si Kabayan, Jawabanmu sangat cemerlang, mengagumkan,... tentu kamu Lulus sebagai Calon Bupati Pantai Angin, dan mulai besok kamu berkampanye, untuk Bupati Pantai Angin.
Maka demikianlah setelah si Kabayan lulus seleksi sebagai Balon Bupati, esoknya si Kabayan berkampanye dengan suka ria penduduk warga Pantai Angin,dan akhirnya, Si Kabayan menjadi pemenang telak pada Pemilu Kada di Negri Pantai Angin.
Kini Si Kabayan memimpin Negri Pantai Angin sebagai Bupatinya. Rakyatpun suka ria dipimpin oleh si Kabayan, yang Pandir, tetapi cerdik dan pandai.
Sekian dulu pemirsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar