Minggu, 07 Februari 2016

Ibnu Sina sebuah Prespektif Masa Depan

Model Manajemen Masjid Ibnu Sina

Masjid ini diberi nama Ibnu Sina, tercetus dari ide dan gagasan bapak-bapak yang bermimpi untuk masa depan di komplek perumahan Batu Karang Cluster Cipta Pesona. Ketika itu Bapak-bapak yang kurang suka melihat se bidang Tanah kosong di sudut komplek perumahan, yang terletak di tepi jalan yang memang jalan tersebut merupakan bakal menjadi sebuah pintu Gerbang sebuah perumahan lainnya yang lebih elit dari komplek ini.




Dalam perbincangan iseng bapak-bapak ini saling melontar gagasannya tentang bagaimana memanfaatkan se bidang Tanah kosong ini. Konon sewaktu mereka membeli rumah di komplek Batu Karang Cipta Pesona, mereka mendapat angina segar dengan janji-janji sang Pengembang untukmelengkapi fasilitas di komplek yang dalam pemasarannya, pengembang saat itu menjanjikan bahwa di dalam komplek akan dilengkapi dengan Fasilitas social antara lain iyalah sarana ibadah, karena mayoritas pembeli adalah warga muslim. maka janji itu akan disediakan sebuah Masjid, sarana olahraga, taman bermain dan perbaikan jalan serta sanitasi air buangan (solokan) yang baik.

Penduduk semakin lama semakin banyak, maka terbentuklah  2 buah RT, dan dipilihnya kepengurusan RT di komplek Batu Karang Cipta Pesona. Para Ketua RT pun berpegang janji, bahwa di lingkungan komplek akan dilengkapi sarana sosial, termasuk pembangunan sebuah Masjid tentunya.

Pada suatu saat terjadi pertemuan antar pengembang dan RT atas nama warga, disebutkanlah fasilitas umum kepada perwakilan warga pada saat itu, akan tetapi sayangnya, bahwa pernyataan itu tidak ditungkan dalam sebuah pernyataan pengembang yang dibubuhkan tandatangan dan materai sebagaimana layaknya sebuah perjanjian. Catatan tersebut terus dipegang oleh Ketua RT secara sepihak..

Suatu saat dalam acara kerja bakti, Penduduk memperbincangkan soal bagaimana kedepannya di lingkungan komplek ini, seseorang mengatakan sebuah mimpi, bahwa masa depan di komplek ini diharapkan menjadi komplek yang penduduknya merasa tenteram, sejahtera, aman, serta anak-anaknya di masa depan menjadi pemimpin yang sukses tanpa adanya pengaruh negative yang melanda kehidupan generasi penerusnya untuk masa 10 sampai dengan 20 tahun mendatang. Maka oleh karena itu agar lingkungan tercipta secara kondusif dan agamis, maka sangat mutlak diperlukan adanya sebuah masjid yang dapat menetralisir kehidupan social kemasyarakatan di komplek ini.

Ide dari munculnya nama masjid ini, terlahir dari perbincangan SERSAN serius tetapi santai para bapak yang merasa memiliki gagasan. maka terlahirlah nama sebuah masjid dengan cetusn-cetusan Santai, tapi pasti bahwa nama sebuah masjid ini diharapkan mampu memunculkan jati dirinya yang bermanfaat untukmasyarakat kini dan masa yang akan dating.

Ibnu Sina terlahir dari gagasan perbincangan bapak-bapak saat kerja bakti dan di fokuskan pendiriannya secara suka rela dan spontan pula, maka dibentuklah panitia persiapan pendirian masjid tersebut. baik persiapan pencarian dana, susunan organisasi, dan lain-lainnya.

Pada tahun pertama ini, telah terbentuksusunan kepanitiaan, Desain, Struktur Masjid, bahkan RAB, akan teapi  semangat ini masihbersifat spontanitas, organisasi yang sangat sulit dijalankan secara professional, melainkan organisasi kekeluargaan pun dijalankan dengan terseok-seok.

Organisasi kepanitiaan yang dijalankan secara kekeluargaan memiliki kelemahan dimana kepengurusan sangat diwarnai dengan sikap-sikap mental kekeluargaan bagi para pengurusnya, semangat kekeluargaan yang dimaksud adalah toleransi dan intolerasnsi sehingga yang namanya Paitia, yang terdaftar sengaja banyak jumlahnya agar warga merasa memiliki, tetapi yang bekerja paling banyak 5 orang saja...... itupun mereka bekerja sudah rela menyumbangkan waktu, tenaga, pikiran,.... dan terkadang aspek finansial juga, tetapi dari segi "toleransi dan intoleransi" sering muncul  yang namanya Fitnah.

Wal hasil, sikap dan kinerja orang dalam sebuah kekeluargaan di komplek, kadang terjadi toleransi,tetapi juga intoleransi. yang terjadi adalah, Panitia sudah terbentuk, saatnya bekerja mereka tinggal nama......, dan sering terjadi, miskomunikasi karena kehadiran mereka yang tidak inten, serta prsepsi negative jika sudah mulai pembahasan sebuah nilai uang dalam pembangunan.

Demikian sifat-sifat organisasi kepanitian sebuah pembanguna masjid Ibnusina yang mermimpi untuk menjadi Central of Exelence bagi warga komplek menjadi sebuah mimpi yang sangat panjang.
Semoga para anggota panitia yang terus berjuang mendapatkan kekuatan baik lahir maupun batin. semoga  Allah  memberkan kekuatan dan rizki uang untuk kelancaran membangun Masjid Ibnu Sina ini.

Bagaimana Mimpi Ibnu Sina sebagai Centre of Exelence di Komplek Batu Karang Cipta Pesona ?
Maka mimpi itu adalah bagaimana kelak manajeman Dewan Keluarga Masjid Ibnu Sina yang berada di bawah naungan sebuah Yayasan Ibnu Sina adalah :

1. Mengelola Manajemen lingkungan hidup yang Hijau dan serasi.
2. Mengelola Manajemen Keuangan warga yang terkait dengan ssystem keamanan, kebersihan
    lingkungan hidup.,
3. Mengelola system manajemen kesejahteraan; system keuangan berbasis asuransi atau koperasi
    syariah, yang menangani kesehatan warga, kesejahteraan sosial kematian maupun lainnya
4. Mengelola system kaderisasi yang dapat berkelanjutan di DKM Ibnu Sina.
5. Mengelola Manajemen Pendidikan Anak Usia Dinu (PAUD) mauupun pendidikan orang dewasa.
6. Pembentuka Koperasi Serba Usaha (KSU Syariah)
7. Menciptakan berbagai inovasi untuk lingkungan hidup.
8. dll

Barakallah,........

Tidak ada komentar: