Selasa, 09 Februari 2016

Perspektif Kinerja dan Budaya

Kinerja dan Budaya Bangsa Menghadapi MEA

Gong telah dipukul sebagai tanda mulai hidupnya Masyarakat Ekonomi ASIA, Kehidupan ini telah dimulai sejak Tahun 2015. Pada Umumnya Negara-Negara ASIA merdeka tidak terlampau jauh apabila dibandingkan dengan Kemerdekaan Negara kita NKRI, dalam pembangunan dan pertumbuhan Negara-negara ASIA kini bersepakat dalam kesatuan MEA,  Bagaimana perkembangan selanjutnya ?
Perkembangan ini kini sudah dihadap-hadapkan satu sama lain, namun tidak dapat ditarik secara bersama-sama soal berapa lamanya rentang waktu kemerdekaan itu dengan kemajuan yang didapatnya. Kemajuan suatu Negara dapat dilihat secara kasat mata.
Ciri-ciri kemajuan suatu Negara dapat dilihat dari hasil pembangunan secara fisik, akan tetapi juga kemajuan fisik suatu Bangsa dan Negara dapat dilihat dari indikator-indicator tertentu. Semisal saja indikator suatu keberhasilan "pendidikan" , "Kesehatan" 'Lingkungan Hidup" " termasuk system social demokrasi dan  system politiknya" di Indonesia Indikator IPOLEKSOSBUDHANKAM dapat juga dijadikan satu indikator guna menjadikan sebuah tolak ukur kemajuan Negara kita ini. Ipoleksosbud Hankam, menjadi sebuah tolak ukur yang sangat komplek, akan tetapi begitulah jika Negara kita ingin dikata  sebagai Negara-Negara yang berdaulat.
Mengukur kemajuan sebuah Ipoleksosbud Hankam sangatlah rumit, akan tetapi kita harus menempatkan Ipoleksosbud Hankam menjadi tolak ukur sebuah kemajuan Bangsa ini, bagaimana tidak, bahwa sebuah Ipoleksosbud Hankam menjadi sebuah target tercapainya indikator sebuah kemajuan di negeri ini. Ipoleksosbud Hankam menjadi suatu cita-cita yang menjelma dalam target visi dan misi kepemimpinan Negara ini, bagaimana kondisi Ipoleksosbud Hankam yang tenang dan kondusif  dapat memberikan rasa aman bagi semua warga, baik bagi warga Negara Pribumi, maupun warga Negara Asing sekalipun.
Ipoleksosbud Hankam pada masa lalu menjadi paham dan ajaran, agar semua warga Indonesia mampu mengejawantahkan pemahaman sebagai Ideologi Bangsa, Ipoleksosbud Hankam tidak dapat dilihat dari satu sisi paham tertentu, akan tetapi Ipoleksosbud Hankam harus menjadi alat dan pedoman, sebagai navigasi dalam perjalanan hidup bangsa ini.
Ipoleksosbud Hamkam sebagai pemahaman yang akurat dan fenomenal dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang tidak dijalankan sebagai suatu pedoman yang terputus-putus, terpecah-pecah tetapi perilaku hidup berbangsa dan bernegara yang komplek dapat dijalaninya secara terintegrasi dalam  semua pranata kehidupan berbangsa dan bernegara untuk berbagai kebijakan dan desain keputusan-keputusan. Keputusan-keputusan yang menjadi  hajat hidup orang banyak di Negeri ini.
Bidang-bidang Ipoleksosbud Hankam jika akan dipahami secara menyeluruh, harus diantisipasi dan ditoleransi atas perkembangan bidang-bidang sebagai berikut :
1. Bidang Kesehatan;
2. Bidang Pendidikan;
3. Bidang Sosial dan Politik;
4. Bidang Ekonomi;
5. Bidang Layanan Kesejahteraan;
6. Bidang Pembangunan berkelanjutan.
7. Bidang  Pembangunan Infra Struktur
8. Bidang Keagamaan  da Lain-lain.
Masih banyak lagi bidang-bidang yang harus ditumbuhkembangkan sehingga masyarakat memiliki kemudahan mengakses bidang-bidang pembangunan yang dilaksanakan pemerintah, baik secara langsung aupun tidak langsung.
Persaingan antar Bangsa dalam mencapai kemantapan Ipoleksosbud Hankam yang mumpuni, haruslah dilaksanakan dengan pola peningkatan angka partisipatif masyarakat, sehingga dengan kekuatan angka partisipatif aktif baik secara langsung maupun tidak langsung, akan mampu menggerakkan pertumbuhan bidang-bidang sesuai dengan tujuan dari pada pembanguna Ipoleksosbud Hankam itu sendiri.
Apabila semua lapisan masyarakat telah dapat merumuskan, merencanakan hingga melaksanakan dalam sebuah implementasi program-programnya, maka semoga saja akan tumbuh kinerja yang membudaya. Oleh karena itu bahwa Ipoleksosbud Hankam hendaknya dibangun dari  kekayaan tradisi dan budaya suatu bangsa.  Bangsa Indonesia yang tersebar dari Sabang hingga Meraoke, terdiri dari ribuan pulau, dan ribuan suku Bangsa yang masing-masing memiliki akar budayanya sendiri. Maka dengan demikian abapila Kita dapat Merumuskan suatu perkembangan dan pembangunan sebuah Ipoleksosbud Hankam berdasarkan akar budaya dan tradisi suku-suku bangsa di Negara ini, sebuah keniscayaan Negara dan bangsa ini akan kuat, tumbuh dan tak tergoyahkan.
Saat ini Negara-Negara tetangga dalam menyongsong eksistensi MEA, para akhli Negara itu merekomendasikan agar Negara dan bangsanya dapat merebut dan mengabil alih perkembangan akar budaya dari suatu Negara pesaingnya.
Rivalitas  antar suku bangsa, dan rivalitas bangsa-bamngsa di ASIA, tidaklah sederhana, pergaulan dalam rivalitas antar Bangsa ini menjadi sangat besar dan komplek karena sangat berkaitan dengan sebuah potensi antar budaya. Rivalitas antar budaya dan antar bangsa akan sangat keras bersaing, maka dari hal inilah maka diperlukan suatu akar budaya guna memperkuat akar budaya yang kuat dalam bentuk kinerja antar budaya dan kinerja antar Bangsa.
Bagaimanakah perwujudan rivalitas antar budaya dalam kekinian menuju prespektif MEA ?
Budaya dan Kinerja akan menjadi wujud kekuatan yang akan dapat kita lihat secara kasat mata dalam perilaku rivalitas-rivalitas antar budaya dan rivalitas antar Bangsa dalam pergaulan MEA yang dimulai pada tahun 2015, dan menyongsong di ufuk laut nusantara pada periode Tahun 2016 ini. Tahun Baru 2016, merupakan Tahun baru dimana isyu MEA menggauh, dan transnformasi budaya harus betul-betul dilaksanakan dalam menciptakan budaya kerja suat Bangsa yang mampu eluar sebagai pemenang dalam konteks rivalitas antar budaya.
Bagaiman Wujud rivalitas antar Bangsa dan antar Budaya itu ?
Pada perkembangan kekinian, wujud rivalitas antar Budaya dan Bangsa adalah bagaimana penjelmaan sebuah transformasi Budaya-budaya bangsa di era global dan di tengah-tengah alam demokrasi iayalah :
1. Kerasnya budaya Negoisasi.
2. Kerasnya laju persaingan Market (Marketing)
3. Perkembangan Teknologi Informasi yang begitu hebat.
4. Isyu Politik dan Sosial Budaya yang luar biasa.
5. Isyu Lingkungan Hidup dan Global Warming
6. Isyu Penghargaan terhadap Hak-hak Azasi Manusia.
7. Perdagangan dan lain-lain
Mungkinkan Ipoleksosbud Hankam Kita dapat mengalahkan kekuatan dari isyu-isyu Global antar Suku Bangsa di Negara-Negara ASIA, dan dihargai sebagai Rival yang Unggul ?
Maka  Jawabannya adalah bagaimana kemampuan kita dalam memandang eksistensi kita sebagai  suatu Bangsa dan Negara yang dihargai oleh Rival-rival itu sendiri.
Sekedar Sharing, atas segala kekurangannya agar dimaklumi. 

Tidak ada komentar: