Perempuan Berkacak Pinggang.
Ipung, pake baju hijau lusuh, rambutnya kusut bagai benang layang-layang. Entah berapa lama rambut Ipung tak diguyur air dan sampo, barangkali jangankan diguyur dan pakai shampo, mandi pagipun, rasanya tak perlu dengan hitungan jari sebelah tangannya, Ipung pemalas untuk mandi, mungkin karena Ipung sering tak pulang kembali ke rumahnya.
Mungkin terkadang Ipung hanya mampir untuk satu atau dua jam membuka pintu rumahnya, entah siapa saja yang biasa ia temui, karena Ipung menghampiri pintu rumahnya terkadang malam hari sesudah semua orang tertidur lelap, itupun ia harus mengetuknya beberapa kali, satu atau dua kali saja Ipung mengetuk pintu tak ada yang bisa bangun, entah karena apa kalau Ipung mengetuk pintu suaranya yang kecil itu tak terdengar. Ya, mungkin karena pintu itu terbuat dari kayu pohon tua dan sangat tebal ukurannya. Biasanya pintu semacam itu terpasang di rumah-rumah tua.
Kesal,...............Ipung merasa kesal karena malam tadi sama sekali tak ada yang bangun ketika Ipung mengetuk pintu, Ipung merasa di kampung itu tak ada orang,........ya, tak ada orang yang melihatnya, termasuk penghuni di balik pintu yang tebal yang akan Ipung temui, setidaknya sudah tiga hari Ipung belum kembali. Pasta gigi di kamar mandi di rumahnya belum setengahnya keluar, Tube nya masih kelihatan gemuk, ada satu sabun mandi telanjang tetapi bentuknya masih agak utuh, kecuali botol shampo, Sunslik........... sudah kosong.
Ipung kesal........ penduduk di kampung di rumahnya yang biasa ia pulang tiga hari atau bahkan seminggu itu, sepertinya semua sudah meninggal dunia, Hansip petugas jaga malampun yang harusnya berada di pos keamanan pun, malam itu tak taampak...........HHHmmmm........ semoga saja tak ada penduduk yang kemalingan, dan kehilangan barang-barangnya.
Malam itu Ipung terpaksa harus kembali, bukan kembali ke pengasingan, akan tetapi justru Ipung harus kembali ke tempat yang ia sehari-hari lebih berada. Ya,........... Demikianlah kenyataannya, Ipung itu lebih familiar di situ ketimbang di tempat ia harus tinggal,,....... tidak...... tidak tinggal bersama orang-orang terdekatnya di rumah, orang-orang terdekat Ipung sangat banyak................ mereka merasa Ipung adalah orang yang sangat baik perilakunya, Ipung tergolong santun terhadap orang-orang yang lebih tua, dan sungguh Ipung sangat hormat kepada orang-orang yang lebih tua di situ, mereka lebih menjadi tetua bagi dirinya.
Dinginnya Malam kota Bandung malam itu tidak melebihi angka 10 derajat celsius, bulan-bulan januari dan Februari, merupakan tahun baru Imlek, orang banyak yang bilang bahwa malam-malam Imlek seperti ini sangat dingin, Hujan gerimis yang bertabur di langit Kota Bandung membuat cuaca lebih dingin lagi. Tubuh Ipung yang berbalut jaket kulit, masih memakai kaus dalam dan kemeja yang sehari-hari melekat di tubuhnya. HHmmmm....... dingin sekali rasanya memang.
Ipung mendekat tiang listrik, dan memukulnya beberapa kali dengan sebuah batu yang dari tadi ia genggamnya, tak niat sebetulnya untuk mengambil batu itu, tapi Ipung sangat ingin memukul tiang listrik supaya penduduk bisa mendengar bunyi lonceng tiang listrik di kampung itu, Ipung yakin penduduk kampung itu tidak meninggal, mereka terlelap karena siang hari seharian capek bekerja. Ada yang bekerja di kantoran, ada yang bekerja sebagai pedagang, juga ada yang bekerja sebagai supir pribadi, bahkan ada yang bekerja sebagai supir angkot.
Setelah batu itu dipukulkannya beberapa kali ke tiang listrik, lantas Ipung melemparnya batu itu ke tanah yang banyak ditumbuhi rumput. dan Ipung tak peduli,........ sambil merogoh kantong bajunya yang dibungkus jaket kulitnya, Ipung mengambil sebatang rokok dan disulutnya, sambil berjalan, dengan rasa kantuk menggelayut sehingga sebenarnya Ipung agak oleng,...................sungguh ia merasa menikmati asap yang mengepul setelah dihisapnya,....... setengah membuang rasa kantuk bagi Ipung, dalam remang-remang jalan di kampungnya menuju tempat Ipung sehari-hari berada. Semua malam di lorong-lorong kota Bandung amat senyap.
Lorong-lorong kota Bandung nampak remang, kabut kota mulai turun, dinginpun sangat dirasakan menembus tulang-tulang, hanya satu dua orang lewat dengan sepeda motornya, mereka rata-rata membonceng karung goni, biasanya mereka akan segera berbelanja ke pasar agar pukul enam nanti belanjaan sudah dibuka dan ditata di warungnya, maklum biasanya ibu-ibu belanja untuk masak hari-harinya sudah menunggu sebelum jam Enam, dan warung mereka juga sudah siap melayani para ibu-ibu berbelanja.
Kepala Ipung nampaknya sudah seperti kosong,.......... Ipung teroleh kekanan dan terkadang oleng ke kanan, tangan kanannya menjepit rokok yang menyala, entah itu rokok sudah yang keberapa ia bakar dan dihisapnya. Rokok itu biasanya ia nyalakan sambil minum kopi yang di jual di taman sana.
Iya,........Ipung telah menembus lorong-lorong rumah di kampungnya, Ipung kini sudah menembus jalan gatot subroto, terus berjalan kaki menembus arah Jl. Laswi. akan tetapi dinginnya sama saja. lalu lintas di jalan laswi agak ramai, satu dua kendaraan dikemudikan dengan cepat, Ipung menembus jalan laswi, terus menembus melewati pompa SPBU, beberapa kendaraan mengisi bahan bakar dan kemudinya turun untuk mengampiri petugas pompa SPBU, kemudian membayarnya. Ipung tak peduli. sambil berjalan sedikit oleng, tujuannya adalah tempat Ipung berada di keseharian.
Ipung sangat terkejut, betapa tidak,........ sambil menikmati sebatang rokok yang tinggal beberapa cm, dan jari yang mengapit putung rokok itupun sudah terasa panas..........
:" Hai,........... Bangsat,,,,,,,,,,,Berhenti......!! Ipung marah sambil mengepaklan tinjunya.
Ipung tersiram air hujan yang menggenang di jalan Laswi yang menceret ke seluruh tubuh Ipung yang sedang berjalan oleng karena menahan kantuk dan pusing kepala.
Lebih terkejut lagi, sungguh tak disangka, mobil hitam yang berjalan cepat melindas air yang menggenang di jalan Laswi itu, tiba-tiba berhenti, lebih dari 200 M, Ipung terlalui, seandainyapun mobil itu terus melaju kencang, Ipung sungguh tak mengetahui indentitas mobil dan pengemudinya. tapi kenyataannya tak begitu.
Suara karet ban yang menjerit, ternyata pengemudi mobil itu menghentikannya, dan tongkat perseneleng diarahkan kearah belakang, Mendekat Ipn yang telah basah kuyup itu.
Ipung terkejut, dan sangat terkejut karena di tengah malam di Bandung yang dingin mencekam penuh kabut, seorang perempuan berpakaian Rock n rool, keluar dari mobil, D 12 Fortuner warna hitam. Sambil menunjuk ke arah Ipung, Ia tidak juga menjaga sopan santun kepada orang yang telah berbasah kuyup.
:" Hai Kuya,....... kemana aja,......kau Kuya :"....?! perempuan itu berteriak sambil berkacak pinggang.
:" Haaaah, ini kau bangsat rupanya, kau lihat ini aku basah kuyup."?
:" Sudah, Karena kamu bodoh,...... kamu sungguh membodohi dirimu sendiri":
:" Tapi kau gila,.......... ini bajuku yang ku pakai sudah basah dan berlumpur".
:" Aku sungguh nggak peduli lagi Kuy,........sebelum kau tepati janji dan aturan yang berlaku".
:" HHaaah, sebaiknya kau pergi lagi terus tinggalkan aku, kau brengsek"........"
Ipung besungut-sungut, karena yang datang ternyata perempuan berbaju hitam bergaya rock n roll, dan perempuan itu terus berkacak pinggaang di hadapan Ipul.
:" Kemana saja kau seharian, ? dan kewajibanmu sudah 4 hari ini tak kau penuhi, seharusnya ku berlakukan denda....." sahut perempuat berbaju hitam model Rock n roll.
:" Oh, kamu rupanya,......... terus mencari aku,.........sebaiknya cukup lupakan saja walaupun untuk sementara".
:" Tidak,...... ini keajibanmu"
:" Peduli juga dengan kewajibanku itu". cetus Ipung.
:" Enak saja kau bicara Ipung, Nggak tahu berapa jam aku keliling mencarimu, Hahhhh, berapa liter Bahan bakar, ini bahan bakar terbaik untuk menjalankan mobilku".
:" Aku tak peduli kau mencariku kemana, Cukup ini kewajibanmu yang lain.
:" tadi siang aku keliling, ke Cisangkuy, ke Cihampelas, Ke Istiqomah, juga tempat Ibeng mangkal, kutanyakan kemana kamu pergi 4 hari berturut-turut dan rupanya kamu sengaja meninggalkan kewajiban," Perempuan itu tetap berkacak pinggang.
" Kau belum setur untuk hari ini, kemarin dan lusa, .... sudah 4 hari,....., sudah 4 hari, dan berarti kau berhutang kepadaku Rp. 300, ribu rupiah.
:" Sudahlah, lebih baik kau pergi, tinggalkan aku sekarang juga, aku tidak sudi melihatmu".
:" Kau Egois Kuy,.............., Kau tak pertimbangkan siapapun, termasuk kewajiban-kewajibanmu yanglain........ aku lakukan ini demi kamu Kuy,............
:" Ok,..... aku tetap bertanggungjawab dengan kewajibanku,..... tapi kau segera tinggalkan aku disini sendiri." Ipung berbalik marah dan tegas kepada perempuan itu.
Kini Perempuan itu kalah kewibawaannya, sehingga dengan sekal gertak Ipung, perempuan itu meringis, sambil bersungut, ia kembali mendekati D 12 Fortuner yang sedari tadi menyala mesinnya dengan pintu masih terbuka, terpaksa ditinggalkan hampir beberapa puluh meter, karena Ipung tak peduli sambil terus melangkahkan kakinya walau perempuan itu terus berkacak pinggang.
Ipung terus menikmati perjalannya di tengah kabut kota Bandung hingga kesokan harinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar